Aosit, sejak 1993
Pemulihan industri manufaktur global "terjebak" oleh banyak faktor(2)
Kekambuhan epidemi yang berkelanjutan adalah faktor utama dalam perlambatan saat ini dalam pemulihan manufaktur global. Secara khusus, dampak epidemi galur mutan Delta di negara-negara Asia Tenggara masih terus berlangsung sehingga menyulitkan pemulihan industri manufaktur di negara-negara tersebut. Beberapa analis menunjukkan bahwa beberapa negara di Asia Tenggara merupakan basis pasokan bahan mentah dan pemrosesan manufaktur yang penting di dunia. Dari industri tekstil di Vietnam, hingga keripik di Malaysia, hingga pabrik mobil di Thailand, mereka menempati posisi penting dalam rantai pasokan manufaktur global. Negara terus dilanda wabah, dan produksi tidak dapat dipulihkan secara efektif, yang pasti akan berdampak negatif serius pada rantai pasokan manufaktur global. Misalnya, pasokan chip yang tidak mencukupi di Malaysia telah memaksa penutupan jalur produksi banyak produsen mobil dan produk elektronik di seluruh dunia.
Dibandingkan dengan Asia Tenggara, pemulihan industri manufaktur di Eropa dan Amerika Serikat sedikit lebih baik, tetapi momentum pertumbuhan mengalami stagnasi, dan efek samping dari kebijakan ultra-longgar menjadi lebih jelas. Di Eropa, PMI manufaktur Jerman, Prancis, dan Inggris semuanya turun di bulan Agustus dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Meskipun industri manufaktur di Amerika Serikat relatif stabil dalam jangka pendek, masih jauh lebih rendah dari rata-rata pada kuartal kedua, dan momentum pemulihan juga melambat. Beberapa analis menunjukkan bahwa kebijakan ultra longgar di Eropa dan Amerika Serikat terus mendorong ekspektasi inflasi, dan kenaikan harga ditransmisikan dari sektor produksi ke sektor konsumsi. Otoritas moneter Eropa dan Amerika telah berulang kali menekankan bahwa "inflasi hanyalah fenomena sementara". Namun, karena wabah yang kembali parah di Eropa dan Amerika Serikat, inflasi mungkin memakan waktu lebih lama dari yang diperkirakan.